Sabtu, 29 Agustus 2009

Mitos & Fakta Kondom

KOMPAS.com — Banyak mitos tentang kondom yang membuat orang ragu menggunakannya. Agar tak salah kaprah, ketahui fakta dan dapatkan manfaatnya.

Mitos: Tetap bisa hamil meski menggunakan kondom
Fakta: Penggunaan kondom sebenarnya lebih untuk mengurangi risiko terjadinya kehamilan. Jadi, risiko tetap ada meski presentasenya kecil, terutama jika kondom pecah atau bocor.

Mitos: Kondom mengurangi kenikmatan seksual
Fakta: Kondom pada masa kini sudah mengalami banyak perubahan dan perbaikan. Kondom terbuat dari material yang tipis, elastis, dan awet sehingga sama sekali tidak mengurangi tingkat sensitivitas kulit. Kondom juga tersedia dalam berbagai pilihan warna dan rasa yang dapat membuat permainan cinta Anda dan pasangan jadi lebih menyenangkan. Jadi, tak perlu khawatir.

Mitos: Kondom menimbulkan alergi
Fakta: Kebanyakan kondom terbuat dari lateks. Namun, hanya 1-3 persen orang yang alergi terhadap bahan ini. Toh ada pula kondom yang terbuat dari nonlateks. Orang yang alergi terhadap lateks bisa memilih kondom berbahan baku polyurethane. Mana lebih baik? Tenang, kedua jenis kondom ini terbukti sama efektifnya.

Mitos: Kondom lebih baik digunakan bersama krim, pelumas, dan gel.
Fakta: Sebaiknya Anda tidak mempercayai mitos ini. Pasalnya, gel dan krim tertentu, termasuk baby oil dan hand body, justru dapat menyebabkan rasa gatal, terbakar, ataupun reaksi alergi lain. Zat-zat di dalam gel dan krim tersebut juga dapat merusak kondom.

Bahkan, krim dan pelumas mengandung minyak yang dapat menciptakan lubang pada lateks dengan sangat cepat. Jika ingin tetap menggunakan pelumas, pastikan Anda mengenakan kondom yang terbuat dari bahan polyurethane karena aman digunakan bersama minyak dan pelumas berbahan dasar air.

Mitos: Memasang kondom "meredupkan" ereksi pasangan
Fakta:
Mitos ini memang berlaku pada sejumlah orang. Namun, kebanyakan lelaki tetap bisa mempertahankan ereksi selama 15 detik saat kondom menyentuh Mr P mereka.

Namun, bagi Anda yang memiliki pasangan bermasalah dengan kondom, ada banyak cara untuk tidak "membunuh" reaksinya. Pertama, buka dulu kemasan kondom sebelum acara bercinta dimulai. Lalu, tempatkan kondom di samping tempat tidur sebelum pasangan melakukan penetrasi. Sebaiknya Andalah yang memasangkan kondom karena sentuhan Anda yang akan membuat Mr P tetap berdiri seperti yang diinginkan.

Tidak Mengeluarkan Darah Setelah Melahirkan, Bolehkah Suami Mencampuri ?

Tidak Mengeluarkan Darah Setelah Melahirkan, Bolehkah Suaminya Mencampurinya?
Kamis, 01 April 04

Tanya :

Al-Lajnah Ad-Da’imah lil Ifta’ ditanya: Jika wanita hamil telah melahirkan dan tidak mengeluarkan darah, apakah boleh bagi suaminya untuk menggaulinya? Dan apakah wanita itu pun harus tetap melaksanakan shalat dan puasa atau tidak?

Jawab :

Jika wanita hamil telah melahirkan dan tidak mengeluarkan darah maka ia wajib mandi, shalat dan puasa, dibolehkan bagi suaminya untuk mencampurinya setelah mandi, karena pada umumnya kelahiran akan mengeluarkan darah walaupun sedikit yang mana darah itu keluar bersamaan dengan janin bayi yang dilahirkan atau setelah bayi itu dilahirkan.

Kelahiran pada seorang wanita bukanlah darah nifas melainkan darah istihadhah, maka wajib mandi baginya setelah empat puluh hari serta melaksanakan shalat dan puasa, ia pun harus berwudhu setiap kali akan shalat dan menggunakan kapas atau sejenisnya pada kemaluannya untuk mencegah menetesnya darah. Tidak ada kewajiban baginya untuk mengqadla shalat yang telah ia tinggalkan selama masa haidh dan masa nifasnya, yang wajib untuk diqadha oleh wanita itu adalah puasanya yang ia tinggalkan selama bulan Ramadhan yang disebabkan oleh haidh ataupun nifas. Lain halnya jika darah yang keluar itu adalah darah haidh yang menyusul habisnya darah nifas setelah empat puluh hari, maka dalam hal ini tidak boleh baginya untuk shalat dan puasa.
( Fatawa Al-Lajnah Ad-Da’imah, 5/416 )


Dikutip dari: www.alsofwa.co.id

Jumat, 28 Agustus 2009

Rahasia Tidur 4 (End)

Tidur, Rahasia dan Etikanya (4)
Rabu, 26 Agustus 09

SUNNAH-SUNNAH DAN ADAB-ADAB YANG BERUPA PERKATAAN DAN PERBUATAN KETIKA BANGUN TIDUR.

  • Bersiwak ketika bangun di malam hari.
    • Dari Hudzaifah radhiallahu ‘anhu, “Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila bangun di malam hari beliau membersihkan mulut (menggosok giginya) dengan bersiwak”. (HR. al-Bukhari dan Muslim)
    • Dari Ummul mukminin Aisyah radhiallahu ‘anha, “Bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak lah tidur di malam hari atau di siang hari, lalu bangun dari tidur kecuali beliau bersiwak sebelum berwudhu”. (HR. Abu Dawud, hal. 520).
    • Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengerjakan shalat malam dua raka’at dua raka’at, lalu beliau pergi bersiwak”. (HR. Muslim, Ibnu majah, dan ini lafazh darinya).
    • Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, “Bahwanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak lah tidur kecuali siwak berada di sisinya. Lalu jika beliau bangun beliau memulai dengan bersiwak”. (HR. Ahmad, hal. 5979).


  • Berdzikir kepada Allah l ketika bangun.

    Disyari’atkan ketika bangun tidur untuk berdzikir yang disunnahkan. Di antaranya adalah seperti yang dijelaskan di dalam hadits-hadits berikut:

    • Hudzaifah bin al-Yaman radhiallahu ‘anhu berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam apabila hendak berbaring di kasurnya berdo’a,

      بِاسْمِكَ أَمُوتُ وَأَحْيَا


      “Dengan namaMu aku mati dan hidup”. Dan apabila bangun, berdoa,

      الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ


      “Segala puji hanya bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami dimatikan, dan hanya kepadaNya lah tempat kembali.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)

    • Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Syetan mengikatkan tiga ikatan di atas tungkuk kepala salah seorang di antara kalian ketika tidur. Dia pukulkan ke setiap ikatan, “Malam yang panjang atasmu, tidurlah? Jika dia terbangun, lalu mengingat Allah (berdzikir), terlepaslah satu ikatan. Lalu jika dia berwudhu, terlepaslah satu ikatan. Dan jika ia shalat, terlepaslah satu ikatan. Lalu ia berada di pagi hari dalam keadaan semangat dan segar, dan jika tidak, maka ia berada di pagi hari dalam keadaan tidak segar dan malas”. (HR. al-Bukhari dan Muslim).
    • Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian bangun tidur, maka hendaklah dia mengucapkan,

      الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي عَافَانِي (فِي جَسَدِي وَرَدَّ عَلَيَّ رُوحِي وَأَذِنَ لِي بِذِكْرِهِ)


      “Segala puji hanya bagi Allah yang memberikan kesehatan pada tubuhku dan mengembalikan ruh kepadaku serta mengizinkan aku untuk berdzikir kepadaNya”. (HR. at-Tirmidzi).



    • Mencuci kedua tangan ketika bangun tidur dan sebelum berwudhu.
      • Dari Abu Hurairah radhialahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian berwudhu, maka hendaklah dia menjadikan air di hidungnya (menghirup air ke dalam hidung/ istinsyaq) kemudian mengeluarkannya kembali (istintsar). Dan barangsiapa yang cebok dengan menggunakan batu, maka hendaklah ia membuatnya ganjil (batu yang digunakan berjumlah ganjil). Dan apabila salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya, maka hendaklah ia mencuci tangannya sebelum ia memasukkannya di dalam wudhunya, karena tidak seorang pun di antara kalian yang tahu di mana tangannya bermalam (berada)”. (HR. Muslim).
      • Jabir radhiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian bangun dari tidur dan hendak berwudhu, maka janganlah ia memasukkan tangannya di dalam wudhunya sampai ia mencucinya, karena ia tidak tahu di mana tangannya bermalam dan di atas apa meletakkannya?”. (HR. Ibnu Majah).


    • Mengeluarkan air dari hidung setelah memasukkannya (istinsyaq) sebanyak tiga kali.
      • Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya, maka hendaklah ia beristintsar (mengeluarkan air dari hidungnya setelah dihirup sebelumnya) sebanyak tiga kali. Sesungguhnya syetan bermalam di batang hidungnya”. (HR. al-Bukhari dan Muslim).


    • Berwudhu dan Shalat.
      • Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Syetan mengikatkan tiga ikatan di atas tungkuk kepala salah seorang di antara kalian ketika tidur. Dia pukulkan ke setiap ikatan, “Malam yang panjang atasmu, tidurlah? Jika dia terbangun, lalu mengingat Allah (berdzikir), terlepaslah satu ikatan. Lalu jika dia berwudhu, terlepaslah satu ikatan. Dan jika ia shalat, terlepaslah satu ikatan. Lalu ia berada di pagi hari dalam keadaan semangat dan segar, dan jika tidak, ia berada di pagi hari dalam keadaan tidak segar dan malas”. (HR. al-Bukhari dan Muslim).

    Inilah adab-adab dan sunnah yang seyogyanya dijaga oleh seorang muslim sehingga terealisasi di dalam tidurnya ketenangan dan kenyamanan serta dijaga dari setan dan dari setiap kejahatan. Semoga Allah memberikan kepada kita taufiq dan hidayahnya kepada jalanNya yang haq.

    Oleh : Abu Nabiel Muhammad Ruliyandi
    Sumber: An-Naumu, Asroruhu Wa Adabuhu, DR. Muhammad Bin Abdullah al-Qannash
    .


    FATWA-FATWA ISLAMI

    Melukis Makhluk Bernyawa, Bolehkah?

    TANYA:
    Di beberapa sekolah, sebagian pelajar diminta untuk menggambar makhluk bernyawa, atau mereka diberi gambar yang belum lengkap, kemudian mereka disuruh melengkapi gambar tersebut. Kadang-kadang mereka diminta untuk menggunting gambar untuk ditempelkan di atas kertas, dan terkadang pula mereka diberi gambar dan diminta agar mewarnai gambar tersebut. Apa pendapat anda dalam hal ini? Semoga Allah menjaga dan memeliharamu.

    JAWAB:
    Saya berpendapat bahwa perbuatan demikian hukumnya haram dan wajib untuk melarangnya. Para penanggung jawab masalah pendidikan hendaklah menunaikan kewajiban mereka dalam hal ini dengan melarang para pendidiknya berbuat demikian. Jika mereka bermaksud hendak menguji dan mengasah kecerdasan para peserta didik, sedapat mungkin mereka memerintahkan anak didiknya untuk membuat gambar yang tidak bernyawa seperti mobil, pohon, atau benda-benda lainnya yang sesuai dengan tingkat pengetahuan dan kemampuan mereka, karena menguji kemampuan dengan menyuruh anak didik untuk menggambar makhluk bernyawa merupakan sarana bagi setan untuk menyesatkan manusia. Jika tidak demikian, maka tidak ada perbedaan antara membuat gambar pohon, mobil, benteng dengan membuat gambar manusia atau makhluk bernyawa lainnya.

    Maka saya berpendapat bahwa wajib bagi para penanggung jawab pendidikan untuk melarang para pendidik (guru) menguji dan mengasah kemampuan murid-muridnya dengan menggambar makhluk bernyawa. Jika mereka diharuskan menguji dan mengasah kemampuan anak didik dengan gambar makhluk bernyawa, maka hendaklah mereka menyuruh anak didiknya untuk menggambar hewan atau makhluk bernyawa tanpa kepala (yang tidak sempurna wujud dan bentuknya).

    (SUMBER: Syaikh Ibn Utsmain, Fatawa al-‘Aqidah, hal. 686-687)

  • Dikutip dari www.alsofwah.co.id

Rahasia Tidur 3

TIDUR, RAHASIA DAN ETIKANYA (3)
Jumat, 21 Agustus 09

SUNNAH-SUNNAH DAN ADAB-ADAB YANG BERUPA PERKATAAN DAN PERBUATAN KETIKA BANGUN TIDUR.

  • Doa yang diucapkan apabila bangun malam untuk tahajjud.
    • Dari Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu berkata, “Bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam apabila bangun di malam hari untuk melaksanakan shalat tahajjud seraya berdo’a :

      للَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌ -صلى الله عليه وسلم- حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَوْ لَا إِلَهَ غَيْرُكَ.


      ‘Ya Allah, segala puji bagiMu, Engkaulah Pengatur langit dan bumi serta yang terkandung di dalamnya. Pujian hanya bagiMu, dan milikMu kerajaan langit dan bumi serta yang terkandung di dalamnya. Segala puji bagiMu. Engkau lah cahaya langit dan bumi beserta isinya. Segala puji hanya milikMu. Engkaulah raja langit dan bumi. Pujian hanya bagiMu. Engkau lah yang Haq, janjiMu adalah haq, pertemuan denganMu adalah Haq, PerkataanMu adalah haq, surgaMu adalah Haq, nerakaMu adalah haq, Para Nabi adalah haq, Nabi Muhammad adalah haq, hari kiamat adalah haq. Ya Allah! Hanya kepadaMu aku serahkan (diriku), kepadaMu aku beriman, bertawakkal, dan kembali. Hanya dengan pertolonganMu aku berdebat (berbantah), dan kepadaMu aku berhukum. Maka ampunilah dosa-dosaku yang telah lalu dan yang akan datang, baik yang tersembunyi maupun yang terlihat. Engkaulah al-Muqaddim dan al-Mu’akhkhir, tidak ada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Engkau”. (HR. al-Bukhari dan Muslim)

    • Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu berkata, “Aku pernah bermalam di rumah bibiku Maimunah. Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sedang berbincang-bincang dengan keluarganya sesaat. Lalu beliau tidur. Tatkala sepertiga malam terakhir, beliau duduk dan melihat ke langit seraya berkata :

      إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِأُولِي الْأَلْبَابِ


      “Sesungguhnya pada penciptaan langit dan bumi dan pada pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran (Allah) bagi orang yang berakal (ulil albab)’.

      Kemudian beliau bangun untuk berwudhu dan menyikat gigi. Lalu mengerjakan shalat sebelas raka’at. Kemudian Bilal mengumandangkan azan. Lalu beliau pun shalat dua raka’at. Kemudian beliau keluar dan mengerjakan shalat shubuh”. (HR. al-Bukhari, (4569), dan Muslim (763)).

    • Abu salamah bin Abdur rahman bin Auf radhiallahu ‘anhu berkata, “Aku bertanya kepada Aisyah Ummul Mukminin dengan apa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memulai shalatnya apabila beliau bangun di malam hari?” Dia menjawab, “Apabila beliau bangun di malam hari beliau membuka shalatnya dengan berdo’a :

      اللَّهُمَّ رَبَّ جَبْرَائِيلَ وَمِيكَائِيلَ وَإِسْرَافِيلَ فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ أَنْتَ تَحْكُمُ بَيْنَ عِبَادِكَ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ اهْدِنِي لِمَا اخْتُلِفَ فِيهِ مِنْ الْحَقِّ بِإِذْنِكَ إِنَّكَ تَهْدِي مَنْ تَشَاءُ إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ.


      “Ya Allah! Tuhan Jibril, Mikail, dan Israfil, pencipta langit dan bumi, yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang tampak, Engkau yang menghukumi di antara hamba-hambaMu dengan apa yang mereka perselihkan. Tunjukkanlah kepadaku yang hak pada sesuatu yang diperselisihkan dengan izinMu. Sesungguhnya Engkau memberikan petunjuk kepada siapa saja yang Engkau kehendaki kepada jalan yang lurus”. (HR. Ahmad).



  • Doa yang diucapkan apabila bermimpi.
    • Dari Abdullah bin Abi Qatadah radhiallahu ‘anhu dari bapaknya berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Mimpi yang baik dari Allah dan mimpi (yang tidak baik) dari syetan. Apabila salah seorang di antara kalian bermimpi yang membuatnya takut, maka hendaklah ia meludah kesebelah kirinya dan hendaklah ia berlindung kepada Allah dari kejahatannya. Sesungguhnya hal itu tidak akan membahayakannya’.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).

    • Abu Salamah radhiallahu ‘anhu berkata, “Sungguh aku bermimpi yang menyakitiku (membuat aku sakit). Lalu aku mendengar Abu Qatadah radhiallahu ‘anhu berkata, Aku benar-benar bermimpi yang menyakitiku. Kemudian aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Mimpi yang baik dari Allah. Apabila salah seorang di antara kalian bermimpi yang disukainya, maka janganlah ia menceritakannya, kecuali jika ia menyukainya. Dan jika bermimpi dengan mimpi yang tidak disukainya, maka hendaklah ia berlindung kepada Allah dari kejahatannya dan dari kejahatan syetan. Dan hendaklah ia meludah tiga kali, dan janganlah ia menceritakannya kepada seorang pun, maka niscaya hal tersebut tidak akan membahayakannya”. (HR. al-Bukhari dan Muslim).

    • Dari Jabir radhiallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian bermimpi yang tidak disukainya, maka hendaklah ia meludah ke sebelah kirinya tiga kali dan hendaklah ia juga berlindung kepada Allah dari syetan tiga kali (membaca isti’adzah) serta hendaklah ia mengubah posisi lambungnya dari posisi sebelumnya”. (HR. Muslim).


  • Doa yang diucapkan ketika gelisah dalam tidur.
    • Dari Sulaiman bin Buraidah dari bapaknya berkata, “Khalid bin Walid al-Makhzumi melapor kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam seraya berkata, ‘Wahai Rasulullah, saya tidak dapat tidur malam. Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila kamu hendak berbaring di kasurmu, maka bacalah :

      اللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَوَاتِ السَّبْعِ وَمَا أَظَلَّتْ وَرَبَّ الْأَرَضِينَ وَمَا أَقَلَّتْ وَرَبَّ الشَّيَاطِينِ وَمَا أَضَلَّتْ كُنْ لِي جَارًا مِنْ شَرِّ خَلْقِكَ كُلِّهِمْ جَمِيعًا أَنْ يَفْرُطَ عَلَيَّ أَحَدٌ مِنْهُمْ أَوْ أَنْ يَبْغِيَ عَزَّ جَارُكَ وَجَلَّ ثَنَاؤُكَ وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ


      “Ya Allah! Tuhan langit yang tujuh dan apa yang dinaunginya. Tuhan bumi dan apa yang dibawanya. Tuhan syetan dan apa yang disesatkannya. Jadilah Engkau penolongku dari kejahatan semua makhlukMu yang hendak menyakiti atau menzhalimi. Pertolonganmu begitu agung/ mulia. Pujian untukmu begitu besar. Tidak ada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Engkau. Tidak ada tuhan yang berhak diibadahi selain Engkau’.” (HR. at-Tirmidzi, dia berkata, “Hadits dengan sanad yang lemah”.).-Bersambung pada edisi yang lain-



Oleh : Abu Nabiel Muhammad Ruliyandi
Sumber: An-Naumu, Asroruhu Wa Adabuhu, DR. Muhammad Bin Abdullah al-Qannash.


Dikutip dari www.alsofwah.co.id

Rahasia Tidur 2

Tidur, Rahasia dan Etikanya (2)
Senin, 10 Agustus 09

SUNNAH DAN ETIKA YANG BERUPA UCAPAN DAN PERBUATAN KETIKA HENDAK TIDUR DAN BERBARING DI ATAS KASUR

  • Dzikir-dzikir Ketika Hendak Tidur

    Banyak sekali dzikir-dzikir yang disyari’atkan ketika hendak tidur. Disunnahkan bagi seorang muslim untuk menjaga dzikir-dzikir tersebut yang ringan baginya, di antaranya:

    • Al-Bara’ bin ‘Azib radhiallahu ‘anhu berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila kamu mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhulah seperti wudhu shalat, kemudian berbaringlah di atas bagian tubuh sebelah kanan, lalu bacalah,

      اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنْكَ إِلَّا إِلَيْكَ اللَّهُمَّ آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ


      “Ya Allah, aku serahkan diriku kepadaMu, dan aku hadapkan wajahku kepadaMu, dan aku sandarkan punggungku kepadaMu, harap dan cemas hanya kepadaMu, tidak ada tempat bersandar dan berlindung dariMu kecuali hanya kepadaMu. Ya Allah aku beriman kepada kitabMu yang telah Engkau turunkan, dan kepada NabiMu yang telah Engkau utus”, Jika kamu meninggal pada malam tersebut, maka kamu mati di atas fitrah (tauhid), dan jadikanlah dzikir tersebut sebagai akhir ucapanmu”. (HR. al-Bukhari dan Muslim).

    • Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhu menyuruh seorang lelaki apabila hendak tidur agar berdo’a,

      اللَّهُمَّ إِنَّكَ خَلَقْتَ نَفْسِى وَأَنْتَ تَوَفَّاهَا لَكَ مَمَاتُهَا وَمَحْيَاهَا إِنْ أَحْيَيْتَهَا فَاحْفَظْهَا وَإِنْ أَمَتَّهَا فَاغْفِرْ لَهَا اللَّهُمَّ أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ


      “Ya Allah, sesungguhnya Engkaulah yang telah menciptakan diriku dan Engkaulah yang mewafatkannya. Mati dan hidupnya hanya milikiMu. Jika Engkau menghidupkannya, maka jagalah ia, dan jika Engkau mematikannya, maka ampunilah ia. Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepadaMu keselamatan”. Lalu lelaki itu berkata kepadanya, “Apakah kamu mendengar ini dari Umar radhiallahu ‘anhu?”. Ia menjawab, “Kebaikan yang datang dari Umar adalah kebaikan yang datang dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam”. (HR. Muslim, hal.2712)

    • Dari Ali radhiallahu ‘anhu, ketika fathimah radhiallahu ‘anha meminta seorang pelayan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mendatangi keduanya seraya bersabda, “Maukah kalian berdua aku tunjukkan akan sesuatu yang lebih baik dari apa yang kalian pinta?”, (yakni) apabila kamu hendak berbaring tidur, maka ucapkanlah Allahu Akbar 34X dan al-hamdulillah 33X, dan subhanallahu 33X, sungguh hal tersebut lebih baik dari sesuatu yang kalian pinta”. (HR. al-Bukhari, hal.3113, dan Muslim, hal.2727)

  • Berniat untuk Bangun malam (tahajjud) ketika hendak tidur.

    Dari Abu Darda’ radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa mendatangi tempat tidurnya sedang ia berniat untuk bangun mengerjakan shalat malam, lalu dia tertidur sampai waktu subuh, maka dicatat baginya pahala seperti yang ia niatkan. Dan tidurnya menjadi shadaqah baginya dari Tuhannya.” (HR. an-Nasa’i, hal. 1765)

  • Membaca sebagian ayat dan surat-surat al-Qur’an, seperti:
    • Ayat Kursi.

      Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dia berkata, “Pernah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menugaskanku untuk menjaga harta zakat Ramadhan, lalu aku didatangi oleh seseorang yang kemudian mencuri makanan.” Aku pun menangkapnya seraya berkata, “Aku benar-benar akan menyeretmu ke hadapan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.” (Sampai akhirnya) orang tersebut berkata, “Apabila kamu hendak berbaring di tempat tidurmu, maka bacalah ayat kursi, niscaya kamu senantiasa akan dijaga oleh Allah, dan niscaya syetan tidak akan mendekatimu hingga pagi hari.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Dia telah berkata jujur kepadamu, padahal dia sangat pembohong, dia adalah syetan.” (HR. al-Bukhari, hal. 3275, dan Muslim, hal. 505)

    • Membaca 2 ayat terakhir dari surat al-Baqarah.

      Hal ini terdapat di dalam hadits Ibnu Mas’ud al-Badri radhiallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dua ayat terakhir dari surat al-Baqarah, barangsiapa membacanya di malam hari, niscaya keduanya akan menjaganya (dari segala kejahatan).” (HR. al-Bukhari, hal. 4008, dan Muslim, hal. 807)

    • Surat al-Ikhlash dan al-Mua’awwidzatain (al-Falaq dan an-Nas)

      Di dalam Hadits ‘Aisyah radhiallahu ‘anha, “Bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam apabila hendak berbaring di kasurnya setiap malam, beliau mengumpulkan kedua telapak tangannya kemudian meniupkan pada keduanya, lalu melafalkan surat al-Ikhlash, al-Falaq, dan an-Nas, kemudian mengusapkannya pada tubuh yang dapat ia jangkau. Beliau memulai dari kepala, wajah, dan bagian depan badannya sebanyak 3X.” (HR. al-Bukhari dan Muslim).


  • Makruh tidur di atas (atap) rumah yang tidak ada dindingnya (pembatasnya).

    Dari Ali bin Syaiban radhiallahu ‘anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa tidur di atas (atap) rumah yang tidak berdinding (sehingga mudah terjatuh), maka hilanglah jaminan (keselamatan) darinya”. (HR. Abu Dawud, hal. 4384),



SUNNAH-SUNNAH DAN ADAB-ADAB YANG BERUPA PERKATAAN DAN PERBUATAN KETIKA BANGUN TIDUR.

  • Doa yang diucapkan apabila merasa takut di dalam tidur (mimpi buruk).

    Dari Amr bin Syu’aib dari bapaknya, dari kakeknya, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian merasa takut di dalam tidurnya, maka hendaklah ia berdo’a,

    أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ غَضَبِهِ وَعِقَابِهِ، وَشَرِّ عِبَادِهِ، وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِينِ، وَأَنْ يَحْضُرُونِ


    “Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari murka dan siksaNya, dari kejahatan hamba-hambaNya, dan dari godaan/ bisikan syetan serta dari kedatangannya (agar tidak datang kepadaku)”. Maka sesungguhnya hal tersebut tidak akan membahayakannya.” (HR. at-Tirmidzi, hal.3451, dia berkata, “Hadits Hasan Gharib”.).

  • Do’a apabila terjaga di tengah malam
    • Dari Ubadah bin Shamith radhiallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Barangsiapa terjaga dari tidurnya di tengah malam, lalu membaca,

      لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي


      ‘Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya, dan bagiNya kerajaan dan pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Segala puji bagi Allah, Maha Suci Allah, tidak ada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah. Allah Maha Besar. Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan izin Allah”. Kemudian berdo’a,

      اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي


      “Ya Allah! ampunilah dosa-dosaku’, atau jika berdoa, maka akan dikabulkan, dan jika berwudhu dan shalat, maka shalatnya diterima”. (HR. al-Bukhari. No.1154)

      Dari Aisyah radhiallahu, anha “Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila bangun di malam hari beliau berdo’a,

      لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ أَسْتَغْفِرُكَ لِذَنْبِي وَأَسْأَلُكَ رَحْمَتَكَ اللَّهُمَّ زِدْنِي عِلْمًا وَلَا تُزِغْ قَلْبِي بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنِي وَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ


      “Tidak ada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Engkau, Maha Suci Engkau, ya Allah! Aku memohon ampunanMu atas dosaku, dan aku memohon rahmatMu. Ya Allah! tambahkanlah aku ilmu, dan janganlah Engkau palingkan hatiku setelah Engkau berikan hidayah kepadaku, dan karuniailah aku rahmat dari sisimu, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi”. (HR. Abu Dawud, hal 4402). -Bersambung pada edisi berikutnya-

      Oleh : Abu Nabiel Muhammad Ruliyandi
      Sumber: An-Naumu, Asroruhu Wa Adabuhu, DR. Muhammad Bin Abdullah al-Qannash.

    • Dikutip dari www.alsofwah.co.id

Tentang Tidur

Tidur, Rahasia dan Etikanya (1)
Selasa, 28 Juli 09

Tidur merupakan salah satu tanda-tanda kebesaran Allah Ta’ala. Tidur merupakan nikmat di antara nikmat-nikmat yang dikaruniakan kepada hamba-hambaNya. Tidur adalah kebutuhan primer kehidupan ini.

Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya.Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang mendengarkan.” (QS. ar-Ruum:23)

“Apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan malam supaya mereka beristirahat padanya dan siang yang menerangi Sesungguhnya pada demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman”. (QS. an-Naml: 86)

Istirahat, ketenangan, hilangnya rasa lelah dan kesulitan, serta semangat dan kekuatan dapat terpenuhi dengan tidur. Allah Ta’ala berfirman, artinya, “Dialah yang menjadikan untukmu malam (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk bangun berusaha”. (QS. 25:47)
“Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat, dan Kami jadikan malammu sebagai pakaian,” (QS. an-Naba’: 9-10)

Islam merupakan agama yang memiliki kesempurnaan ajaran dan syari’at. Di antara contohnya adalah Islam memiliki perhatian terhadap manusia di dalam semua fase yang dilaluinya dan seluruh sisi kehidupannya, tidak terkecuali tentang tidur yang dialami oleh manusia sekitar sepertiga hidupnya. Bahkan Islam juga menyinggung tentang etika-etika dan sunnah-sunnahnya. Siapa pun yang mengambilnya, niscaya akan terealisasi di dalam tidurnya berupa ketenangan, istirahat, kenyamanan, kedamaian, dan menjauhkan dari kegelisahan dan keletihan.

Adapun Etika-Etika dan Sunnah-Sunnah Tidur Terbagi Menjadi Dua Bagian :

Pertama, Sunnah dan etika yang berupa ucapan dan perbuatan ketika hendak tidur dan berbaring di atas kasur, yakni:

  • Anjuran tidur lebih awal dan peringatan agar tidak begadang tanpa suatu keperluan.

    Di dalam hadits Abu Barzah disebutkan bahwa “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak menyukai tidur sebelum Isya dan berbicara (ngobrol) setelahnya.” (HR. al-Bukhari, hal.568 dan Muslim, hal.647)

    Al-Hafizh rahimahullah berkata, “Hal itu, karena tidur sebelum Isya dapat menyebabkan terlewatnya waktu shalat Isya dan terlewatnya waktu yang utama. Sedangkan ngobrol setelahnya dapat menyebabkan seseorang ‘kebablasan’ shalat subuhnya atau waktu yang utama ataupun shalat malam. Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu pernah menyinggung tentang hal ini kepada orang-orang, seraya berkata, “Apakah ngobrol di awal malam, dan tidur di akhirnya?.” (lihat: fathu al-Bari 2/73)

    Adapun mengobrol (begadang) untuk suatu keperluan, maka hal itu dibolehkan. Dari Umar bin Khattab, dia berkata, “Adalah Rasulullah berbincang-bincang dengan Abu Bakar dalam salah satu perkara kaum muslimin, sedangkan saya bersama keduanya.” (HR. at-Tirmidzi, hal.154)

    At-Tirmidzi berkata, “Para Ulama dari kalangan para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, Tabi’in dan orang-orang setelahnya berbeda pendapat dalam masalah bercakap-cakap setelah shalat Isya. Sebagian mereka menganggap bahwa hal tersebut hukumnya adalah makruh. Sebagian lainnya memberikan rukhshah (dispensasi) selama dalam konteks menuntut ilmu dan suatu keperluan. Bahkan hal tersebut adalah pendapat mayoritas Ahlul Hadits.

  • Berwudhu ketika hendak tidur.

    Dari al-Bara’ bin ‘Azib, dia berkata, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila kamu hendak mendatangi tempat tidurmu, maka berwudhulah seperti wudhu shalat, kemudian berbaringlah di atas bagian tubuhmu yang sebelah kanan.” (HR. al-Bukhari, hal.247 dan Muslim, hal.2710.)

    Jika seseorang dalam keadaan junub, maka disunnahkan baginya untuk mandi sebelum tidur, dan jika dia tidak mendapatkan kemudahan untuk mandi, maka dia mendapat keringanan cukup dengan berwudhu. Di dalam hadits Umar bin Khaththab radhiallahu ‘anhu, bahwasanya ia pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Apakah boleh seseorang tidur, sedang ia dalam keadaan junub?” Beliau menjawab, “Iya, jika salah seorang di antara kalian berwudhu, maka tidurlah meskipun dalam keadaan junub.” (HR. al-Bukhari, hal.286 dan Muslim, hal. 305.)

  • Shalat witir sebelum tidur

    Shalat witir di akhir malam lebih utama bagi yang meyakini bahwa dirinya akan bangun di akhir malam. Adapun bagi yang khawatir tidak dapat bangun di akhir malam, maka hendaklah shalat witir sebelum tidur. Sebagaimana terdapat di dalam hadits Jabir, dia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa khawatir dirinya tidak dapat bangun di akhir malam, maka hendaklah ia shalat witir di awal malam, dan barangsiapa yakin akan bangun di akhir malam, maka hendaklah ia shalat witir di akhir malam, karena sesungguhnya shalat di akhir malam akan disaksikan (oleh para malaikat) dan hal itu lebih utama.” (HR. Muslim, hal.755)

    Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dia berkata, aku pernah diwasiatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan tiga perkara, “Puasa tiga hari setiap bulannya, dua raka’at dhuha, dan shalat witir sebelum aku tidur.” (HR. al-Bukhari, hal.731 dan Muslim, hal.1178)

  • Membersihkan Kasur/ tempat tidur sebelum tidur

    Dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian mendatangi tempat tidurnya, maka hendaklah ia mengambil ujung sarungnya, kemudian dia bersihkan kasurnya dengannya, dan hendaklah ia mengucapkan bismillah, karena sesungguhnya dia tidak mengetahui apa yang terjadi setelahnya di atas tempat tidurnya. Dan apabila hendak berbaring, maka hendaklah ia berbaring di atas bagian tubuhnya sebelah kanan.” (HR. al-Bukhari, hal.6320, dan Muslim, hal.22714)

  • Berbaring di atas bagian tubuh sebelah kanan

    Hal tersebut sebagaimana dijelaskan oleh hadits Abu Hurairah dan Hadits al-Bara’ bin ‘Azib radhiallahu ‘anhuma yang telah disebutkan

  • Meletakkan tangan kanan di bawah pipi.

    Dari Ummul Mukminin Hafshah radhiallahu ‘anha, istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, “Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila hendak tidur, beliau meletakkan tangan kanannya di bawah pipinya seraya berdoa,

    اللَّهُمَّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ،


    “Ya Allah, lindungilah aku dari Siksamu pada hari Engkau bangkitkan hamba-hambaMu, 3X.” (HR. Abu Daud, hal.5045).

    Dari Huzaifah radhiallahu ‘anhu, dia berkata, “Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam apabila hendak tidur di waktu malam, beliau meletakkan tangannya di bawah pipinya seraya berdoa,

    اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَمُوتُ وَأَحْيَا


    “Ya Allah, dengan namaMu aku mati dan hidup”.

    Dan jika beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bangun tidur, berdoa,

    الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ


    “Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah Dia mematikan kami, dan kepadaNya lah tempat kembali.” (HR. al-Bukhari, hal.6314)

  • Makruh tidur di atas perut (tengkurap)

    Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melihat seorang lelaki berbaring tengkurap seraya berkata, “Sesungguhnya berbaring seperti ini tidak disukai Allah.” (HR. at-Tirmidzi, hal.2692).


Bersambung pada edisi yang lain… Insya Allah

Oleh : Abu Nabiel Muhammad Ruliyandi
Sumber: An-Naumu, Asroruhu Wa Adabuhu, DR. Muhammad Bin Abdullah al-Qannash.
Menyikapi Bom Jihad di Indonesia
Saturday, 29th August 2009

Sebagai salah satu umat islam di Indonesia, penulis kecewa dengan pengeboman yang akhir-akhir ini kembali marak di indonesia. Kelompok-kelompok yang melakukan tindakan pengeboman ini mengatasnamakan islam garis keras dalam tanda kutip.

Sementara yang tewas itu kalau mereka menginginkan orang kafir yang menurut pemahaman mereka harus dibunuh, toh tidak semua yang tewas itu orang kafir. Bahkan mungkin ada yang tewas itu adalah orang islam yang tidak tahu apa-apa.

Kali ini penulis juga mengutip tulisan yang diambil dari: www.alsofwa.co.id:

Imam Besar Al Aqsa Haramkan Aksi Noordin
Selasa, 25 Agustus 09


BANDAR LAMPUNG (LampostOnline): Imam besar Masjid Al Aqsha, Palestina, Dr Syeikh Mohammad Mahmud Shiyam, menegaskan tindakan kekerasan yang mengatasnamakan jihad agama di Indonesia, diharamkan dalam Islam dan tidak dianjurkan.
"Sama sekali tidak diperbolehkan membuat tindakan teror di suatu negara dengan mayoritas penduduknya muslim, seperti di Indonesia, karena hanya akan membuat kaum muslim semakin menderita," kata dia, dalam silaturahmi dengan jamaah masjid Al Wasyi’i Universitas Lampung (Unila), di Bandarlampung, Minggu (23-8) malam.

Pria yang juga Rektor Universitas Gaza, Palestina itu juga mengungkapkan bahwa tindakan kekerasan yang mengarah kepada terorisme seperti dua sisi mata uang. "Berbicara mengenai terorisme itu seperti membicarakan dua sisi mata uang, ada yang baik dan ada yang buruk," kata dia.

Menurut Syeikh lebih lanjut, teror yang dilakukan di Indonesia termasuk tindakan teroris yang salah, dan salah menerjemahkan arti jihad. Dia menambahkan, teror tidak boleh dilakukan pada negara mayoritas muslim, karena akan membuat kaum muslim di negara itu menjadi menderita, dan hidup dalam ketakutan.

Dia juga mengutip hadis Nabi Muhammad SAW, yang antara lain isinya menegaskan tentang diwajibkan bagi umat muslim, untuk menjaga orang asing yang datang ke negaranya dengan tanpa tujuan berperang. "Mereka datang ke Indonesia untuk meminta perlindungan, jadi Anda sebagai muslim wajib melindunginya," kata dia.

Secara keseluruhan, dia mengatakan apa yang dilakukan Noordin M Top dan kawan-kawan, adalah bukan ajaran Islam, bahkan cenderung diharamkan. Hal itu disampaikan Syeikh, dalam acara silaturahminya dengan jamaah Masjid Al Wasi’i Universitas Lampung, hasil kerjasama antara Universitas Lampung dengan Jamaah Muslimin (Hizbullah) Lampung.

Acara itu diawali dengan buka puasa bersama, yang dilanjutkan dengan Shalat Tarawih berjamaah, dengan Syeikh Mohammad Mahmud Shiyam, sebagai imam shalat Tarawih berjamaah. Usai shalat tarawih berjamaah, Syiekh menyempatkan diri untuk memberikan ceramah, kepada para jamaah yang hadir, dengan didampingi oleh Rektor Universitas Lampung, Sugeng P Harianto.

Hadir pula Imamul Muslimin, yang juga Pembina Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Fatah, Natar, Lampung Selatan, H Muhyidin Hamidy.

Pada kesempatan itu panitia, yang dimotori civitas akademika Unila itu juga berhasil mengumpulkan dana spontanitas dari para jemaah sebesar Rp3,6 juta, yang akan disumbangkan kepada warga Palestina di jalur Gaza yang sedang menderita dan sangat membutuhkan bantuan.
Sumber: http://www.lampungpost.com/aktual/berita.php?id=10189